Jumat, 07 Juni 2019
Sejarah Dragon Boat Festival
Dragon boat festival diadakan sebagai peringatan akan hidup seorang negarawan dan penyair berkebangsaan China yang bernama Qu Yuan yang hidup sekitar tahun 340-278 Sebelum Masehi pada zaman Dinasti Chu. Qu Yuan adalah tokoh sarjana patriotik dan menteri negara Chu yang baik dan bersifat jujur. Kerap kali menteri korup di negara itu menghancurkan namanya dengan tuduhan palsu sehingga Raja yang percaya dengan menteri korup tersebut mengasingkan Qu Yuan.
Pada suatu hari,negara Qin berkeinginan untuk menginvasi kota Ying Ibu kota negara Chu. Qu Yuan yang telah mendengar kabar tersebut berkeinginan untuk memperkuat pertahanan militer negara Chu. Namun Qu Yuan ditentang dan dikucilkan oleh kaum bangsawan Chu. Pada akhirnya negara Chu pun takhluk dibawah negara Qin.
Chu Yuan yang kecewa terhadap jatuhnya negara Chu, membuat sebuah puisi ratapan untuk negara Chu lalu bunuh diri dengan menenggelamkan diri di sungai Miluo. Penduduk desa yang mendengar kasus tersebutpun berusaha mencari tubuh Qu Yuan dari sungai dan menebarkan bakcang (zongzi) ke sungai agar tubuhnya tidak dimakan ikan dan diganggu oleh roh jahat.
Pelemparan bungkus beras itu juga dimaksudkan sebagai persembahan untuk roh Chu Yuan. Lambat laun rakyatpun mulai membuat bakcang untuk mengenang jasa Qu Yuan.
Itulah asal-usul Dragon Boat Festival yang masih dirayakan hingga saat ini. Bedanya, Dragon boat festival kini lebih meriah dengan perlombaan perahu naga.
Di Beijing, ada perlombaan perahu naga di Olimpic Water Park. Tidak hanya berlomba hiasan, peserta juga meramaikan perlombaan sambil menabuh gendang sampai ke garis finish. Ada juga acara makan bersama di Tembok China.
Tradisi serupa juga diadakan di Hong kong, Taiwan dan di diaspora China yang tersebar diseluruh dunia tak terkecuali di Indonesia. Di beberapa daerah seperti Tangerang, tradisi Dragon Boat Festival masih dirayakan. Mungkin tidak semeriah dinegara asalnya, tetapi kuliner bakcang khas tentunya hadir pada festival tersebut.