Taman
Wisata Alam (TWA) Sicike-cike merupakan salah satu hutan hujan tropis
di Sumatera Utara. TWA Sicike-cike merupakan kawasan pelestarian alam
yang dimanfaatkan untuk pariwisata dan rekreasi alam dengan luas 575 Ha.
Kawasan Sicike-cike ditetapkan pemerintah sebagai taman wisata alam
melalui Surat Keputusan Menteri Nomor 78/Kpts-II/1998 pada tanggal 7
Februari 1989. TWA Sicike-cike dikelola oleh resort TWA Sicike-cike
Seksi Konservasi Wilayah I Konservasi Sumber Daya Alam Sumatera Utara I.
Secara administratif TWA Sicike-cike
berada di Desa Pancur Nauli Kecamatan Parbuluan Kabupaten Dairi,
sedangkan secara geografis terletak pada 02°35' - 02°41' LU dan 98°20' -
98°30' BT. Untuk mencapai lokasi TWA Sicike-cike dari Medan ke lokasi
melalui rute jalan darat berjarak sekitar 170 km. Keadaan topografi
lapangan TWA Sicike-cike sebagian bergelombang berat dan sebagian
bergelombang sedang dan ringan, dengan ketinggian tempat antara
1.500-2.000 m dpl. TWA Sicike-cike disebelah Utara dan Selatan
berbatasan dengan Hutan Lindung Adian Tinjoan, sebelah Barat berbatasan
dengan Kecamatan Kerajaan dan sebelah Timur berbatasan dengan Desa
Pancur Nauli.
TWA Sicike-cike memiliki sumber mata air yang tetap berupa 3 (tiga)danau dan 2 (dua) sungai yaitu sungai Lae Prada dan Lae Pandaro.
Beberapa
kegiatan wisata yang dapat dilakukan di TWA Sicike-cike antara lain:
lintas alam, berkemah serta foto hunting. Sarana kemudahan dan pelayanan
yang tersedia pada saat ini antara lain adalah jalan setapak dan
beberapa pondok peristirahatan. Dengan adanya potensi keanekaragaman
flora dan faunanya, maka Hutan Wisata Alam Sicike-cike juga dapat
dijadikan sebagai laboratorium penelitian hutan.
Keanekaragaman Hayati di TWA Sicike-cike
TWA Sicikeh-cikeh memiliki beraneka
ragam fauna, antara lain: berbagai spesies burung, yakni: Poksai Jambul
Putih (Garullax leocphus), Kutilang (Pycnothus aurigaster), Itik Air
(Anas supersiliosa), Murai Batu (Monticola solitarius), Enggang (Aceros
sp.), ayam hutan (Gallus-gallus), Kucing Hutan (Felix bagalensis),
Kambing Hutan (Capricornis sumatraensis), Babi Hutan (Sus victatus), owa
(Hylobates moloch), Beruang Madu (Heilartus malayanus), harimau
(Pantera tigris sumatrana), dan Rusa (Cervus unicolor).
Keanekaragaman
flora di TWA Sicike-cike juga sangat tinggi, dari tumbuhan tingkat
rendah hingga tumbuhan tingkat tinggi. Pada umumnya terdiri dari
pepohonan baik yang berdaun lebar maupun berdaun jarum, antara lain:
sampinur tali (Dacridius junghunii) dan sampinur bunga
(Podocarpus sp), hoting (Quercus sp.), medang (Dehaasia oblanceel),
meang (Plaquim sp), samponus bungan (Dacrydium junghuhnii), kemenyan
(Styrax benzoin), kencing (Quercus sp), dan haundolok (Eugenia sp.).
Selain tanaman pepohonan tersebut, banyak dijumpai tanaman yang berbunga
indah antara lain berbagai jenis anggrek, berbagai spesies herba, rotan
liana, paku-pakuan, dan Kantong Semar (Nepenthes sp.). Ada sekitar 5
spesies Kantong Semar yang di jumpai di TWA Sicike-cike yaitu antara
lain: Nepenthes tobaica, Nepenthes spectabilis, Nepenthes reinwardtiana,
Nepenthes rigidifolia, dan Nepenthes rhombicaulis. Selain itu juga
dijumpai 2 (dua) spesies Kantong Semar hasil persilangan antara
Nepenthes reinwardtiana dengan Nepenthes spectabilis atau Nepenthes
tobaica.