Semua
populasi mempunyai kemampuan untuk tumbuh dan berkembang, tetapi juga
menyusut jumlahnya hingga punah. Keadaan perkembangan dan penyusutan
populasi sangat ditentukan oleh kemampuan genetik dan adanya interaksi
dengan lingkungannya.
Ada 3 kemungkinan perubahan populasi,
yaitu: berkembang, stabil dan menurun. Upaya pengelolaan sangat
ditentukan oleh perubahan jumlah individu anggota populasi dan hasil
analisis terhadap faktor-faktor lingkungannya.
Pada umumnya populasi makhluk hidup
telah bermukim di habitatnya selama jangka waktu yang lama dan
menunjukkan perkembangan yang turun naik (berfluktuasi). Hal ini dapat
menjelaskan pertanyaan mengapa suatu spesies makhluk hidup pada umumnya
tidak begitu saja punah atau pun berkembang sedemikian rupa hingga
mendominasi sepesies-spesies lain. Walaupun begitu kepunahan spesies
dari suatu habitat tertentu sewaktu-waktu memang mungkin saja terjadi
karena perubahan yang ekstrim dari salah satu atau beberapa faktor
lingkungan tertentu.
Melonjaknya populasi suatu spesies
secara`tiba-tiba dapat pula sewaktu-waktu terjadi. Ledakan populasi
merupakan peningkatan fluktuasi populasi dalam keadaan yang jauh
menyimpang dari keadaan keseimbangan dan akan menurun kembali setelah
beberapa waktu.
Dari kenyataan ini muncul pertanyaan
faktor-faktor apakah yang mengatur atau mengendalikan turun naiknya
populasi dan yang mempertahankan kerapatan rata-rata populasi untuk
jangka waktu yang panjang? Faktor-faktor tersebut yaitu: iklim, cuaca,
faktor makanan, tempat hidup, seleksi alami, strategi relatif dalam
seleksi alami dan sistem interaksi.
Pada hakikatnya makhluk hidup di bumi
ini tidak sendirian atau hanya bersama individu-individu dari masyarakat
kalangannya sendiri. Hal yang dijumpai dalamalam adalah campuran
berbagai populasi dari berbagai sepesies. Walaupun ada spesies yang
tidak terpengaruh oleh hadirnya spesies lain tetapi pada umumnya
terdapat dua atau lebih spesies berinteraksi, sehingga keadaan populasi
suatu spesiesakan berbeda tanpa hadirnya spesies lain yang berinteraksi
dengannya.
Dampak interaksi antar spesies dapat
dirujuk dalam berbagai buku teks ekologi kuantitatif dan makalah-makalah
ilmiah (publikasi) yang berkaitan. Secara ringkas dapat dikemukakan
bahwa interaksi dapat berdampak positif (+), tidak berpengaruh atau
berdampak negatif (-) bagi spesies-spesies atau salah satu spesies yang
berinteraksi populasi dua spesies disajikan dalam matriks interaksi
(Daftar 1), yang terdiri atas tipe-tipe interaksi berikut:
1) Interaksi positif atau kooperatif yang terdiri atas:
- Mutualisme atau simbiosis (++), kedua spesies yang berinteraksi memperoleh keuntungan dari interaksi, misalnya protozoa flagellata yang berada dalam saluran pencernaan rayap mendapatkan habitatnya, sedangkan rayap dapat mencernakan selulosa dengan bantuan protozoa.
- Komensalisme (+ 0), salah satu spesies memperoleh keuntungan sedangkan yang lain tidak terpengaruh, misalnya berbagai spora jamur yang menempel pada proyeksi tubuh seperti setae, tarsus, labrum dan labium lebah dan kumbang; hubungan Aphis dengan semut.
2) Interaksi tanpa dampak (indiferens)
(0 0); kategori ini mungkin sangat sulit dicari contohnya, berhubung apa
yang tadinya dianggap sebagai interaksi yang bersifat indiferens
ternyata salah satu spesies berpengaruh positif atau negatif terhadap
spesies yang lain walaupun pengaruh sebaliknya tidak, sehingga terdapat
kecenderungan adanya persaingan yang bersifat interferensi.
3) Interaksi negatif
- Amensalisme (- 0), salah satu spesies memproduksi dan mengeluarkan sejenis bahan yang merugikan spesies kedua, misalnya semacam antibiotika.
- Pemangsaan (predasi) (- +); istilah pemangsaan di sini didefinisikan sebagai suatu spesies makan spesies yang lainnya sehingga satu spesies memperoleh keuntungan, yang lainnya dirugikan. Dengan demikian parasitisme(system mangsa, parasitoid) tercakup dalam kategori ini.
- Persaingan (kompetisi) (- -); kedua spesies yang berinteraksi menderita (dirugikan) misalnya persaingan habitat dan makanan antara hama daun jati, persaingan habitat antara semut yang bersarang dalam kayu dengan rayap yang makanan dan habitatnya kayu.
Dalam melangsungkan hidupnya
suatupopulasi yang hidup di suatu habitat tertentu, bersaing dengan
populasi-populasi lain dari spesiesnya atau dengan populasi dari spesies
lain.Persaingan sangat umum dapat didefinisikan sebagai penggunaan
sumberdaya yang terbatas oleh dua spesies atau lebih. Persaingan antar
spesies dapat dibagi atas dua kategori, yaitu:
- Persaingan sumber daya, yang berlangsung jika beberapa individu baik berasal dari suatu spesies maupun lebih menggunakan sumber daya yang sama dan persediaannya terbatas.
- Persaingan interferensi (spesies 1 menunggu spesies 2), yaitu jika salah satu spesies dalam usahanya untuk menguasai atau memperoleh sumber daya mengakibatkan gangguan terhadap spesies lain, walaupun sumberdaya berkecukupan.
Ditinjau dari definisi di atas, kategori
2 sebenarnya bukan merupakan persaingan, khususnya dalam arti
persaingan untuk mendapatkan makanan dan ruang, tetapi berhubungan
dengan gangguan-gangguan akibat perilaku seperti pergerakan, dan mungkin
juga karena ukuran tubuh yang berbeda; sepesies 1 besar sedangkan
spesies 2 kecil.
Daftar 1
Efek spesies A terhadap B | ||||
+ | 0 | - | ||
Efek spesies A terhadap spesies B |
+ | ++ | 0+ | -+ |
0 | +0 | 00 | -0 | |
- | +- | 0- | -- |
Daftar 2
Interaksi | Koefisien Spesies 1 | Koefisien Spesies 2 |
Mutualisme | + | + |
Komensalisme | + | 0 |
Amensalisme | 0 | - |
Predasi/parasitisme | + | - |