-->

Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Populasi Satwa Liar

http://top10informasi.blogspot.com/Semua populasi mempunyai kemampuan untuk tumbuh dan berkembang, tetapi juga menyusut jumlahnya hingga punah. Keadaan perkembangan dan penyusutan populasi sangat ditentukan oleh kemampuan genetik dan adanya interaksi dengan lingkungannya.
Ada 3 kemungkinan perubahan populasi, yaitu: berkembang, stabil dan menurun. Upaya pengelolaan sangat ditentukan oleh perubahan jumlah individu anggota populasi dan hasil analisis terhadap faktor-faktor lingkungannya.
Pada umumnya populasi makhluk hidup telah bermukim di habitatnya selama jangka waktu yang lama dan menunjukkan perkembangan yang turun naik (berfluktuasi). Hal ini dapat menjelaskan pertanyaan mengapa suatu spesies makhluk hidup pada umumnya tidak begitu saja punah atau pun berkembang sedemikian rupa hingga mendominasi sepesies-spesies lain. Walaupun begitu kepunahan spesies dari suatu habitat tertentu sewaktu-waktu memang mungkin saja terjadi karena perubahan yang ekstrim dari salah satu atau beberapa faktor lingkungan tertentu.
Melonjaknya populasi suatu spesies secara`tiba-tiba dapat pula sewaktu-waktu terjadi. Ledakan populasi merupakan peningkatan fluktuasi populasi dalam keadaan yang jauh menyimpang dari keadaan keseimbangan dan akan menurun kembali setelah beberapa waktu.
Dari kenyataan ini muncul pertanyaan faktor-faktor apakah yang mengatur atau mengendalikan turun naiknya populasi dan yang mempertahankan kerapatan rata-rata populasi untuk jangka waktu yang panjang? Faktor-faktor tersebut yaitu: iklim, cuaca, faktor makanan, tempat hidup, seleksi alami, strategi relatif dalam seleksi alami dan sistem interaksi.
Pada hakikatnya makhluk hidup di bumi ini tidak sendirian atau hanya bersama individu-individu dari masyarakat kalangannya sendiri. Hal yang dijumpai dalamalam adalah campuran berbagai populasi dari berbagai sepesies. Walaupun ada spesies yang tidak terpengaruh oleh hadirnya spesies lain tetapi pada umumnya terdapat dua atau lebih spesies berinteraksi, sehingga keadaan populasi suatu spesiesakan berbeda tanpa hadirnya spesies lain yang berinteraksi dengannya.
Dampak interaksi antar spesies dapat dirujuk dalam berbagai buku teks ekologi kuantitatif dan makalah-makalah ilmiah (publikasi) yang berkaitan. Secara ringkas dapat dikemukakan bahwa interaksi dapat berdampak positif (+), tidak berpengaruh atau berdampak negatif (-) bagi spesies-spesies atau salah satu spesies yang berinteraksi populasi dua spesies disajikan dalam matriks interaksi (Daftar 1), yang terdiri atas tipe-tipe interaksi berikut:
1) Interaksi positif atau kooperatif yang terdiri atas:

  1. Mutualisme atau simbiosis (++), kedua spesies yang berinteraksi memperoleh keuntungan dari interaksi, misalnya protozoa flagellata yang berada dalam saluran pencernaan rayap mendapatkan habitatnya, sedangkan rayap dapat mencernakan selulosa dengan bantuan protozoa.
  2. Komensalisme (+ 0), salah satu spesies memperoleh keuntungan sedangkan yang lain tidak terpengaruh, misalnya berbagai spora jamur yang menempel pada proyeksi tubuh seperti setae, tarsus, labrum dan labium lebah dan kumbang; hubungan Aphis dengan semut.
2) Interaksi tanpa dampak (indiferens) (0 0); kategori ini mungkin sangat sulit dicari contohnya, berhubung apa yang tadinya dianggap sebagai interaksi yang bersifat indiferens ternyata salah satu spesies berpengaruh positif atau negatif terhadap spesies yang lain walaupun pengaruh sebaliknya tidak, sehingga terdapat kecenderungan adanya persaingan yang bersifat interferensi.
3) Interaksi negatif
  1. Amensalisme (- 0), salah satu spesies memproduksi dan mengeluarkan sejenis bahan yang merugikan spesies kedua, misalnya semacam antibiotika.
  2. Pemangsaan (predasi) (- +); istilah pemangsaan di sini didefinisikan sebagai suatu spesies makan spesies yang lainnya sehingga satu spesies memperoleh keuntungan, yang lainnya dirugikan. Dengan demikian parasitisme(system mangsa, parasitoid) tercakup dalam kategori ini.
  3. Persaingan (kompetisi) (- -); kedua spesies yang berinteraksi menderita (dirugikan) misalnya persaingan habitat dan makanan antara hama daun jati, persaingan habitat antara semut yang bersarang dalam kayu dengan rayap yang makanan dan habitatnya kayu.
Dalam melangsungkan hidupnya suatupopulasi yang hidup di suatu habitat tertentu, bersaing dengan populasi-populasi lain dari spesiesnya atau dengan populasi dari spesies lain.Persaingan sangat umum dapat didefinisikan sebagai penggunaan sumberdaya yang terbatas oleh dua spesies atau lebih. Persaingan antar spesies dapat dibagi atas dua kategori, yaitu:
  1. Persaingan sumber daya, yang berlangsung jika beberapa individu baik berasal dari suatu spesies maupun lebih menggunakan sumber daya yang sama dan persediaannya terbatas.
  2. Persaingan interferensi (spesies 1 menunggu spesies 2), yaitu jika salah satu spesies dalam usahanya untuk menguasai atau memperoleh sumber daya mengakibatkan gangguan terhadap spesies lain, walaupun sumberdaya berkecukupan.
Ditinjau dari definisi di atas, kategori 2 sebenarnya bukan merupakan persaingan, khususnya dalam arti persaingan untuk mendapatkan makanan dan ruang, tetapi berhubungan dengan gangguan-gangguan akibat perilaku seperti pergerakan, dan mungkin juga karena ukuran tubuh yang berbeda; sepesies 1 besar sedangkan spesies 2 kecil.
Daftar 1

Efek spesies A terhadap B
+ 0 -
Efek spesies A terhadap
spesies B
++ 0+ -+
0 +0 00 -0
- +- 0- --
Daftar 2
Interaksi Koefisien Spesies 1 Koefisien Spesies 2
Mutualisme + +
Komensalisme + 0
Amensalisme 0 -
Predasi/parasitisme + -
Sumber: Balai Diklat Kehutanan Pematang Siantar